Minggu, 29 Agustus 2010

Anyong Haseyo Incheon!

I had an unforgettable moment with PSAI-Cordana Choir at Incheon, Korea. We attended Incheon International Choir Festival. I was so proud to perform there, with other choirs around the world. You can open this website if you want to know more about the festival: http://www.incheon-chorus.org/src/main01.html

I really hate the fact that we couldn't enjoy the whole trip, because we didn't go to Seoul. We just walked around Incheon, which is not-so-interesting city. Anyway, I had so much fun with my friends here.

This is our LO (Leader) from Korea. Her name is Son Seung Hee, but her nickname is Sunny.



Let me show you the beauty of INCHEON. I took this picture from my room. Lucky me, I got a room with a good view!


We stayed at Songdo Metro Hotel.

I didn't like the food at Korea. For me, Indonesian food tastes much better. Yeah maybe Indonesians and Koreans have different taste. These are the Korean food.


And in every restaurant, there is KIMCHI!


Another thing that I hate was, when the committee of the festival checked our body temperature, some of us had high temperature! At that time, the disease called H1N1 was very popular. 5 of my friends were quarantined because they had high body temperature. I thought they were all healthy. But the Koreans were just too afraid of H1N1. Look at my friends' faces, they all looked happy and healthy!


I was so happy and proud that the festival was great. Cordana Choir performed successfully! At last, we sang a Korean song together with other choirs. The title of this song is ARIRANG. This is a nice song. Just watch this video.


Indonesian Children and Youth-Cordana Choir is the name of the choir that I joined. Before we went to Korea, we practiced so hard until we were so tired! But our performance was great. We got standing ovation. Some songs that we sang are: Janger, Rampai Aceh, Yesus Nit (Papua song), Pentatonic Hallelujah, Ilir-Ilir, Ondel-Ondel, etc. Well, I don't join this choir anymore now and I didn't join their concert at Germany. I was sad, but I can't join this choir anymore because there are a lot of things to do at school. This is a video of CORDANA's performance in Germany



My trip at Korea wouldn't be complete without my beloved roommates: Debra, Nina and Tomoko. Actually, my roommate is only Debra, but Nina and Tomoko wanted to move to my room. These are their photos. Well, I don't have Tomoko's photo, because she didn't want anyone to take her picture.


We walked around Incheon only. I still didn't understand why we weren't allowed to go to Seoul. So, we only had fun in the temple, china town and shopping malls at Incheon.


I love this trip and I always hope that I can join this choir again. It is fun to sing with my beloved friends. Together we make a harmony and the audiences are amazed with our performance. KAMSAHAMNIDA!

Jumat, 13 Agustus 2010

Just be careful

Mau share satu cerita nih.
Dulu waktu gw kelas 4 atau 5 SD, gw pernah kena rampok sama perampok yg julukannya "Kapak Merah". Begini ceritanya:
Dulu gw baru pulang dari makan siang di mie aloy. Mama gw yg nyetir mobil, gw duduk di sebelahnya, kakak n sepupu yg masih kecil duduk di belakang.
Pulang dari sana, gw mau langsung les nyanyi. Ternyata, jalanan cukup macet di lampu merah daerah Kelapa Gading. Gw bakalan telat sampai di les nyanyi. Oleh karena itu, mama gw pinjam handphone gw untuk telepon les nyanyi, mau ngabarin kalo gw telat lesnya.
Ketika mama gw lagi telepon di lampu merah itu, tiba-tiba seorang laki-laki yang membawa kapak  datang menghampiri mobil gw. Dia menggedor-gedor kaca depan mobil mama, lalu kasih tanda bahwa dia mau ambil handphone yang lagi dipake mama.
Mama langsung buka kaca mobil. Sebelum mama menyerahkan handphone tersebut, mama membuka tutup handphone nya untuk mengambil SIM Card. Namun, sebelum SIM Card itu diambil, handphone tersebut yang tutupnya sudah terbuka, langsung direbut oleh si perampok.

Karena tutup handphone itu masih di mama, perampok itu segera meminta tutupnya itu. Percakapannya kira-kira seperti ini:
   Perampok: "Mana tutupnya?!"
   Mama: "SIM Card nya dulu kasih ke saya!"
   Perampok: "Tutupnya dulu!"
   Mama: "SIM Card nya!"

Akhirnya si perampok memberikan SIM Card tersebut ke mama, namun sebelum diserahkan, ia menekuk SIM Card tersebut terlebih dahulu. Lalu beginilah percakapan selanjutnya:
   Perampok: "Sekarang kasih tutupnya ke saya!"
   Mama: "Eh mana ya tutupnya?"

Tutup handphone tersebut jatuh ke bawah kursi mama, namun mama tidak melihatnya. Ia mencari-cari dengan panik. Sementara, gw udah super ketakutan dan nangis sekencang-kencangnya. Karena perampok itu terburu-buru, ia segera mengancam mama dengan menggunakan kapaknya itu. Ia mengarahkan kapaknya ke leher mama. Kira-kira seperti ini percakapannya:
   Perampok: (Sambil mengarahkan kapaknya ke leher mama) "Cepetan! Mana tutupnya?!"
   Kakak: (Menemukan tutupnya) "Itu ma, di bawah kursi."
   Gw: (Makin nangis super kencang, saking ketakutannya)

Lalu mama segera mengambil tutup tersebut dan menyerahkannya ke perampok itu. Setelah itu, si perampok langsung kabur ke dalam sebuah metro mini. Akhirnya, gw tidak berhenti menangis di perjalanan pulang, dan gw ga jadi les nyanyi. Padahal di daerah tersebut ada banyak polisi yang mengatur lalu lintas. Namun mereka tidak melihat kejadian perampokan ini. Sampai di rumah pun, gw masih nangis saking takut dan traumanya.

Akibat dari kejadian ini adalah, leher mama gw jadi ada sedikit goresan kecil, karena lehernya sempat kena kapak si perampok. Sekarang, gw trauma dan ga mau teleponan di lampu merah atau saat macet.

Dari kejadian ini, gw belajar untuk lebih berhati-hati, dan tidak menggunakan telepon saat lampu merah atau sedang macet, karena bahaya perampokan seperti itu bisa terjadi. Ingatlah bahwa ada beberapa daerah yang cukup rawan akan hal-hal seperti ini.

Selasa, 03 Agustus 2010

Interians at Bali

We had so much fun in Bali!

My beloved choir: Indonesian children and youth-cordana choir

I have participated in some choir festivals:
1. American Choral Directors Association (ACDA) National Convention (Miami, Florida)
2. World Symposium on Choral Music  8 (Copenhagen, Denmark)
3. Incheon International Choir Festival (Incheon, South Korea)

My Life in Penabur International

These are some photos with my beloved friends from Penabur International. Love you all!

Senin, 02 Agustus 2010

Tari tradisional Aceh: Tari Saman

Kekuatan Magis dalam Gerak Tarian Aceh; Saman
saman_magic-dance.jpgZaman sekarang bisa dikatakan tidak ada orang yang tidak mengenal tari Saman. Hampir semua orang mengenalnya baik yang berada didalam maupun di luar negeri. Dalam setiap penampilannya tari Saman sungguh memukau. Dari awal hingga akhir pertunjukan tarian ini selalu menghadirkan suasana magis baik bagi penari maupun penontonnya.

Saya akan coba membawa anda semua masuk kedalam babak demi babak dalam tari saman. Pada awal pertunjukan tarian saman di mulai dengan persalaman. Persalaman ini terdiri dari rengum dan salam. Rengum adalah suara bergumam dari seluruh penari. Walau tak terdengar jelas tetapi sebenarnya mereka memuji dan membesarkan nama Allah SWT dengan lafaz;

Hmm laila la ho
Hmm laila la ho
Hmm tiada Tuhan selain Allah
Hmm tiada Tuhan selain Allah

Bila anda menyaksikan pementasan tarian Saman ini, anda akan terdiam seketika saat mendengar gumaman para penari dan ikut larut bersama emosi para penarinya. Rengum ini diucapkan dengan suara rendah namun menggema. Menggetarkan panggung dan jiwa-jiwa penari dan penontonnya. Bagi yang pernah menonton pertunjukan Saman tentu tahu maksud saya. Suasana hening langsung tercipta saat itu. Penonton diajak untuk ikut hikmat dalam mentauhidkan Tuhan.

Gerak tarinya sendiri masih sangat terbatas dan sederhana. Kepala tertunduk dan tangan bersikap sembah. Regum menunjukan penyerahan diri kepada Allah SWT, juga berperan menyamakan vokal dan konsentrasi. Setelah tercipta suasana khidmat lalu dilanjutkan dengan persalaman. Ucapan salam ditujukan kepada penonton dan berbagai pihak dengan ucapan Assalamualaikum. lalu meminta izin untuk bermain Saman (adab dan etika).

Setelah persalaman barulah dilanjutkan dengan Ulu Ni Lagu. Secara harfiah ulu ni lagu berarti kepala lagu. Namun disini lebih berarti ragam-ragam gerak tari. Dalam babakan ulu ni lagu ini gerakan telah bervariasi, kesenyawaan antara gerak tangan, tepuk didada – gerakan badan dan kepala. Namun gerakan masih lamban. Suasana khidmat masih terasa disini. Bagian ini seperti pemanasan sebelum kita diajak dalam ekstase gerak cepat Saman lainnya. Lalu yang disebut sebagai syekh dengan suara melengking akan memberkan aba-aba pada saat akhir gerak ulu ni lagu yang menandakan akan segera berganti gerak dan memasuki ritme cepat dengan ucapan syair:

Inget-inget pongku – male i guncang
Ingat -ingat teman akan diguncang

Masuklah kita pada babak lagu-lagu. Babak ini adalah puncak gerakan tari saman. Para penari dituntut konsentrasi optimal dan stamina yang prima. Selain harus bergerak cepat babak ini juga diselingi dengan vokal bersama (derek). Gerakan yang utuh tampak pada kecepatan gerak tangan yang menghentak dada, paha maupun tepukan, gerakan badan keatas-kebawah secara serentak maupun bersilang, badan miring kekiri – ke kanan kiri serentak maupun bersilang (singkeh kuwen), gerakan kepala mengangguk cepat maupun kepala berputar dibawah (girik), maupun petikan jari. Diselingi gerakan lambat yang diawali ucapan syair dari syekh.

Demikian gerakan ini berulang-ulang antara cepat dan lambat, dengan iringan beberapa lagu. Selain penari yang terbawa dalam ekstase gerakan cepat dan kedinamisannya, para penontonpun ikut menahan nafas mengikuti pergantian gerak dan naik-turunnya ritme tarian. Bagai tersihir dalam gerak indah itu. Saya yakin saat anda menyaksikan babak ini anda tak ingin mengedipkan mata sedikitpun. Karena kecepatan dan keseragaman yang memukau itulah yang menarik anda seakan ikut dalam irama penari yang bergerak serentak.

Lalu anda diajak mengendorkan ketegangan dan mengembalikan pernafasan dalam babak Uak Ni Kemuh yang berarti secara harfiah obatnya gerak. Diiringi nyanyian sederhana dan nada rendah tidak memaksa. Apabila kondisi penari telah pulih, dimulai gerak cepat yang diawali aba-aba oleh syekh dengan ragam gerak yang lain. Pada saat gerak menggebu-gebu puncak, iringan vokal berhenti hanya terlihat gerak saja. Disini tak ada suara selain suara memukul, menghentakkan dada, tepuk tangan, meghentak paha yang di tarikan secara cepat. Anda dapat bayangkan suasana yang tercipta saat itu. Gerak cepat tanpa vokal inilah yang kemudian bagai menciptakan suasana magis bagi penari dan penontonnya.

Barulah setelah itu anda akan kembali menyaksikan gerak sederhana sebagai penutup dalam tarian saman. Dalam babak ini yang dipentingkan adalah syair, ungkapan kata, kata perpisahan, permintaan maaf kepada penonton dan pihak-pihak tertentu.

Setelah menyaksikan tari saman secara keseluruhan anda akan mendapat kesan yang mendalam terhadap tarian ini. Bisa karena kecepatan dalam membawakannya atau suasana magis yang anda rasa saat mengikuti setiap gerak dan ritme tariannya. Namun apa yang saya gambarkan masih jauh dari keindahan tari saman itu sendiri. Akhir kata saya mengucapkan “Selamat menikmati Kekuatan Magis dalam Gerak Tarian Aceh, Tari Saman”

Sumber: http://pusaka2aceh.wordpress.com/2008/01/30/kekuatan-magis-dalam-gerak-tarian-aceh-tari-saman/

One of my favourite songs

My New Blog

I make this blog for ICT task from Mr. Larry. Don't misunderstand I.C.W. This is "Inez Cintya Wijayanti", not "Indonesian Corruption Watch". Hope you can enjoy this! Don't forget to leave some comments.