Jumat, 13 Agustus 2010

Just be careful

Mau share satu cerita nih.
Dulu waktu gw kelas 4 atau 5 SD, gw pernah kena rampok sama perampok yg julukannya "Kapak Merah". Begini ceritanya:
Dulu gw baru pulang dari makan siang di mie aloy. Mama gw yg nyetir mobil, gw duduk di sebelahnya, kakak n sepupu yg masih kecil duduk di belakang.
Pulang dari sana, gw mau langsung les nyanyi. Ternyata, jalanan cukup macet di lampu merah daerah Kelapa Gading. Gw bakalan telat sampai di les nyanyi. Oleh karena itu, mama gw pinjam handphone gw untuk telepon les nyanyi, mau ngabarin kalo gw telat lesnya.
Ketika mama gw lagi telepon di lampu merah itu, tiba-tiba seorang laki-laki yang membawa kapak  datang menghampiri mobil gw. Dia menggedor-gedor kaca depan mobil mama, lalu kasih tanda bahwa dia mau ambil handphone yang lagi dipake mama.
Mama langsung buka kaca mobil. Sebelum mama menyerahkan handphone tersebut, mama membuka tutup handphone nya untuk mengambil SIM Card. Namun, sebelum SIM Card itu diambil, handphone tersebut yang tutupnya sudah terbuka, langsung direbut oleh si perampok.

Karena tutup handphone itu masih di mama, perampok itu segera meminta tutupnya itu. Percakapannya kira-kira seperti ini:
   Perampok: "Mana tutupnya?!"
   Mama: "SIM Card nya dulu kasih ke saya!"
   Perampok: "Tutupnya dulu!"
   Mama: "SIM Card nya!"

Akhirnya si perampok memberikan SIM Card tersebut ke mama, namun sebelum diserahkan, ia menekuk SIM Card tersebut terlebih dahulu. Lalu beginilah percakapan selanjutnya:
   Perampok: "Sekarang kasih tutupnya ke saya!"
   Mama: "Eh mana ya tutupnya?"

Tutup handphone tersebut jatuh ke bawah kursi mama, namun mama tidak melihatnya. Ia mencari-cari dengan panik. Sementara, gw udah super ketakutan dan nangis sekencang-kencangnya. Karena perampok itu terburu-buru, ia segera mengancam mama dengan menggunakan kapaknya itu. Ia mengarahkan kapaknya ke leher mama. Kira-kira seperti ini percakapannya:
   Perampok: (Sambil mengarahkan kapaknya ke leher mama) "Cepetan! Mana tutupnya?!"
   Kakak: (Menemukan tutupnya) "Itu ma, di bawah kursi."
   Gw: (Makin nangis super kencang, saking ketakutannya)

Lalu mama segera mengambil tutup tersebut dan menyerahkannya ke perampok itu. Setelah itu, si perampok langsung kabur ke dalam sebuah metro mini. Akhirnya, gw tidak berhenti menangis di perjalanan pulang, dan gw ga jadi les nyanyi. Padahal di daerah tersebut ada banyak polisi yang mengatur lalu lintas. Namun mereka tidak melihat kejadian perampokan ini. Sampai di rumah pun, gw masih nangis saking takut dan traumanya.

Akibat dari kejadian ini adalah, leher mama gw jadi ada sedikit goresan kecil, karena lehernya sempat kena kapak si perampok. Sekarang, gw trauma dan ga mau teleponan di lampu merah atau saat macet.

Dari kejadian ini, gw belajar untuk lebih berhati-hati, dan tidak menggunakan telepon saat lampu merah atau sedang macet, karena bahaya perampokan seperti itu bisa terjadi. Ingatlah bahwa ada beberapa daerah yang cukup rawan akan hal-hal seperti ini.

4 komentar:

  1. Bahaya banget ya Inez...bisa dirampok kayak gitu...
    Untung mama kamu ga apa"...
    Masih dilindungi,untung gak diapa"in...

    Masih trauma ya...?
    Tenanglah, Tuhan besertamu selalu :)

    BalasHapus
  2. Iya emang bahaya bgt. Makanya buat tmen2 semua, hati2 ya kalo di lampu merah atau dlm keadaan macet. Kalo mau telponan, rada nunduk2 dikit gitu, jd ga kliatan dari luar. Untung mama ga diapa2in pake kapak. Traumanya udh brkurang sih. Iya Tuhan pasti beserta kita selalu :)

    BalasHapus
  3. aduh serem bangett, jangan sampe kejadian lagi deh ya

    BalasHapus
  4. bwt cewe pokoknya ati2 aja ya. temen nyokap gw juga akhir2 ini sering kena rampok. padahal di deket gereja itu tempatnya. apapun yg terjadi selalu berdoa :D

    BalasHapus