Rabu, 20 Februari 2013

World Symposium on Choral Music 8

Hehehe back to my blog~ I never thought that my blog will be read by my friend. Kaget campur malu soalnya dipikir2 lagi, kok isi blog gw banyakan kayak abg yang masih suka galau sesaat. Nah karena sekarang lagi libur, gw mau nulis sesuatu yang happy2 aja, sebelum semester baru dimulai. Kebetulan gw baru selesai nonton ulang dorama Nodame Cantabile (yang super bagus aaaa gw nangis terharu :'), oh dan si Chiaki yang jadi pemeran utama cowo di filmnya ganteng lho kyaaa), jadi sekarang gw mau nulis tentang... MY TRIP TO DENMARK, SWEDEN, AND HOLLAND!!! Gw ke tempat2 ini bersama PSAI pada tahun 2008 dalam rangka World Symposium on Choral Music 8. Senang banget bisa join konser ini, sebuah pengalaman baru yang sangat menyenangkan, dan pada saat itu gw baru masuk SMA. Jadi awal2 tahun ajaran pas kelas 10 itu, gw udah bolos seminggu gara2 ikut konser ini. And I have no regrets! :)

Di Bandara Soekarno-Hatta, kami berkumpul, siap2 untuk berangkat ke Copenhagen, Denmark naik pesawat KLM. Sebelum pergi, kami sama2 menyanyikan lagu Tanah Air di bandara. Kalo nyanyi lagu tanah air bareng PSAI, ada rasa merinding campur terharu soalnya menurut gw, bagus banget :') Sampai di Copenhagen, kami menuju ke Danhostel, tempat kami menginap. Setelah taruh barang2 kami di kamar, kami langsung ngacir jalan2 di sekitar situ, wihiii! Saat itu lagi summer, tapi ga ada panasnya sama sekali. Udaranya enak, sejuk2 sepoi, ga bikin keringetan, malah agak dingin. Bener2 ga kayak summer! Inilah pemandangan di sekitar sana, yang bikin suasana hati jadi penuh kedamaian karena udaranya sejuk dan pemandangannya indah.

Duduk2 sama Sicil

Kamar gw isinya ada 6 orang: Gw, Sicil, Ruth, Stefani, Chezia, dan Kak Juni. Hahaha rame banget yahh dan gw jadi inget somehow gw sering banget sekamar sama Chezia (dulu waktu ke Amrik juga sekamar). Kasurnya yang kasur bertingkat gitu, tapi gw pewe2 aja kok, yang penting rame hehe. Ini kamar kami di Danhostel. Di foto ini, ga ada Chezia, sepertinya dia yang motret.

Kiri atas: Kak Juni, kanan atas: Stefani, kiri bawah: Sicil, kanan bawah: Inez, yang duduk di lantai: Ruth
Konser pertama kami di Copenhagen adalah di Tivoli Garden. Tempat ini adalah sebuah amusement park, semacam Dufan kalo di Jakarta. Too bad, kita cuma bisa nyanyi di dalam, dan ga bisa main karena ga ada waktu dan mesti tambah biaya lagi. It's ok, seneng banget bisa lihat2 sekitar Tivoli Garden! Seperti biasa, kami menyanyikan lagu tradisional Indonesia, seperti Janger dari Bali dan Seudati dan Saman dari Aceh. Orang2 disana yang menonton kami memberikan tepuk tangan yang cukup meriah. Selesai kami konser, ada seorang bule yang menanyakan gw dan Sicil tentang lagu di Seudati dan Saman, "Is the song taken from Qur'an?" Yah harusnya gw jawab "Yes" atau apa gitu. Tapi gw ga nangkep apa yang bulenya ngomong karena dia ngomong "Qur'an" tuh ga gitu jelas, jadi yah gw cuma bengong, terus beberapa detik kemudian baru gw mudeng! Hahaha. Lucunya lagi, beberapa dari kami jalan bergerombol disana, hendak pulang kembali ke hostel. Tiba2 ada seorang bule yang memuji performance kami sebelumnya. Lalu, mereka meminta kami menyanyi lagi dan mereka memberikan kami uang! Wow rasanya mirip kayak ngamen!

Foto bareng bule baik hati yang memberikan kami uang

Stage tempat kami menyanyi di Tivoli Garden



Rabu, 25 April 2012

NUS: Such A Dream Come True

Sekarang mau cerita sejarahnya gw masuk NUS gimana.

Back to the time when I was still in high school. Awalnya dulu gw sama sekali ga kepingin apply ke Singapore lagi. Gw kecewa banget. Apply scholarship buat CHIJ, ga dapet. Apply ASEAN Scholarship, baru submit application form, belum sempet test, udah direject duluan. Okelah, gw dapet scholarship ke SJII, tapi cuma berapa persen gitu, cukup kecil padahal tuition fee nya mahal. But then, apply ke amrik juga udah rada telat dan kebetulan Miss Yenny, nawarin gw apply ke NUS. Papa mama gw sangat mendukung, berhubung Singapore itu deket dari Indonesia, jadi kalo gw kuliah disana, lebih gampang dikunjungin. Ok, gw coba apply, daripada ga tau kuliah dimana. Dengan niat, mama gw kumpulin supporting documents, dan yeah, gw coba beranikan diri apply ke NUS. Padahal Miss Yenny bilang, dari sekolah kita dikasih 3 anak untuk apply ke NUS dan kalo gw ga keterima, quota anak PIS TD yang bisa masuk NUS jadi lebih dikit. Entahlah itu bener atau ga, but I didn't really care (well, that time I did care actually). And ternyata end up yang apply NUS cuma gw, yang lain ga ada yang mau atau udah telat untuk apply.

Dengan berbekal nilai rapor gw yang cukup bagus dan A Level materials, gw dipanggil untuk entrance exam di Hotel Ciputra. Rencana gw adalah masuk NUS dengan UN sebagai supporting documents, bukan A Level. Kalo pake A Level result, bakal ga diterima, soalnya ga fulfil the requirement. For the major, ini 3 pilihan gw:

Option 1: Business Administration (Accountancy)
Option 2: Arts and Social Science
Option 3: Science

Kok pilih Accountancy? Lo kan anak science? Hampir semua orang nanyain pertanyaan ini, sampe gw kadang kesel jawabnya, soalnya gw sendiri juga bingung kenapa pilih accountancy. Gw ga punya prior knowledge about this thing and end up choosing this. Biasanya gw akan jawab, karena disuruh sama papa. Emang bener sih, dan karena gw juga ga tau mau ambil apa. Kalo science, err i dunno, i think it's not my passion as well. Oh iya, FYI, gw juga apply untuk vocal major di Yong Siew Toh Conservatory of Music (NUS juga). Satu2nya yang gw paling suka adalah musik, especially singing. Unfortunately, I was not accepted to Yong Siew Toh, since ternyata orang-orang yang apply kesana IMBA banget. Gw nekad banget apply kesana, padahal jelas2 skill nyanyi gw masih abal2 kalo dibanding mereka yang vibra suaranya udah kayak menggetarkan seisi ruangan. Duh, audition gw ga usah diceritain kali yah, kalo mau tau, tanya gw langsung aja ;). Singkat cerita, gw audition langsung di NUS. Jadi abis audition gw sekalian jalan2 disana, keliling NUS, nonton Chingay juga. Pas keliling NUS, gw lihat "NUS Business School, Mochtar Riady Building". Gw bahkan foto2 di depan gedung itu, tanpa tahu bahwa di masa depan gw bakal belajar disana pas kuliah. Bahkan gw sempet ngomong ke mama, "Ma, ini kayaknya future university aku nih, hehe, keren yah". Gw ga tahu bakalan jadi kenyataan!!

Back to the University Entrance Exam (UEE). Untuk masuk business, examnya cukup math and english (ini compulsory untuk semua major) dan salah satu science kalo emang lo anak science. Gw pilih Biology lah. Awalnya gw mikir apa ambil Chemistry aja. Tapi, thanks to God, akhirnya gw ambil Bio. Kalo ambil Chemistry, belum tentu gw kuliah di NUS sekarang. Physics itu udah a big no no, cos I really hate this subject. Dan ternyata gw ga bisa ambil Arts and Social Science karena harus ambil tes Humanity (Economics, etc). Gw kan ga pernah belajaarr, ya jelas ga bisa deh. Yaudah deh, ditemenin papa mama, gw ke Hotel Ciputra. Takut sih, apalagi kalo ngeliat anak2 yang ikutan tes, most of them mukanya jenius. I only studied a bit, I didn't really prepare actually. This was what I thought after doing the exam:

Math: "Easier than I thought! I could do all the MCQs. For the essay, I did 2 integral questions which were difficult actually, 1 statistics, and 1 mechanics. Thanks to God and thanks to Ma'am Emma yang udah ajarin A Level Maths. Berguna banget, serius!"

English: "Err, I found it more difficult than the maths. Writing nya.. just anyhow. Yaudalah pasrah aja."

Biology: "60 MCQs. Gw cukup pede dengan jawaban gw, meskipun ga tau juga bener atau ga. Thanks to God and thanks to Mr. Didip yang udah ajarin A Level Biology, karena soal2nya mirip2 kayak paper 1 Biology A Level."

Ok, UEE udah selesai. I dunno why, but I ended UEE with confidence and a big smile. Gw juga sempet mimpi gitu pas tidur, mimpi diterima di NUS. Makin ada feeling diterima nih. Nah suatu hari ketika anak2 double degree di PIS TD lagi latihan buat ujian teori olahraga (Miss Mona yang jagain kelasnya), tiba2 Miss Yenny masuk ke dalam kelas, ngomong ke Miss Mona, katanya mau ketemu gw. Apaan nih? Miss Yenny datang ke meja gw, terus bilang, "Coba lihat tangan kamu." Dalam hati gw, gw mikir, Miss Yenny super random, ngapain coba ngecek tangan gw? Gw ga megang handphone kok. Gw juga ga nyimpen narkoba. Whatever, gw tunjukkin tangan gw. Habis itu Miss Yenny genggam tangan gw erat2 sambil bilang,

"SELAMAT! KAMU DITERIMA DI NUS!" 
*shock* "Serius miss? Tau dari mana?"
"Tadi miss ditelpon sama Miss Riana"
*Still shock* "Hahh! Thank you miss!!"

Gw super HAPPY!! Udah ga konsen kerjain latihan teori olahraga, kerjain asal2an, LOL. Padahal waktu itu belum dapat letter of acceptance dari NUS, cuma baru tau dari Miss Riana. Seminggu setelah itu kayaknya baru dapat e-mail bahwa gw diterima di NUS, dengan major Accountancy. Wow dapet first choice! Saat itu bahagia luar biasa, tanpa tahu bahwa perjalanan di NUS sangat berat dan menyakitkan.

That is such a dream that has come true, literally. Kan gw sempet mimpi keterima di NUS, dan beneran terjadi :p



Minggu, 29 Agustus 2010

Anyong Haseyo Incheon!

I had an unforgettable moment with PSAI-Cordana Choir at Incheon, Korea. We attended Incheon International Choir Festival. I was so proud to perform there, with other choirs around the world. You can open this website if you want to know more about the festival: http://www.incheon-chorus.org/src/main01.html

I really hate the fact that we couldn't enjoy the whole trip, because we didn't go to Seoul. We just walked around Incheon, which is not-so-interesting city. Anyway, I had so much fun with my friends here.

This is our LO (Leader) from Korea. Her name is Son Seung Hee, but her nickname is Sunny.



Let me show you the beauty of INCHEON. I took this picture from my room. Lucky me, I got a room with a good view!


We stayed at Songdo Metro Hotel.

I didn't like the food at Korea. For me, Indonesian food tastes much better. Yeah maybe Indonesians and Koreans have different taste. These are the Korean food.


And in every restaurant, there is KIMCHI!


Another thing that I hate was, when the committee of the festival checked our body temperature, some of us had high temperature! At that time, the disease called H1N1 was very popular. 5 of my friends were quarantined because they had high body temperature. I thought they were all healthy. But the Koreans were just too afraid of H1N1. Look at my friends' faces, they all looked happy and healthy!


I was so happy and proud that the festival was great. Cordana Choir performed successfully! At last, we sang a Korean song together with other choirs. The title of this song is ARIRANG. This is a nice song. Just watch this video.


Indonesian Children and Youth-Cordana Choir is the name of the choir that I joined. Before we went to Korea, we practiced so hard until we were so tired! But our performance was great. We got standing ovation. Some songs that we sang are: Janger, Rampai Aceh, Yesus Nit (Papua song), Pentatonic Hallelujah, Ilir-Ilir, Ondel-Ondel, etc. Well, I don't join this choir anymore now and I didn't join their concert at Germany. I was sad, but I can't join this choir anymore because there are a lot of things to do at school. This is a video of CORDANA's performance in Germany



My trip at Korea wouldn't be complete without my beloved roommates: Debra, Nina and Tomoko. Actually, my roommate is only Debra, but Nina and Tomoko wanted to move to my room. These are their photos. Well, I don't have Tomoko's photo, because she didn't want anyone to take her picture.


We walked around Incheon only. I still didn't understand why we weren't allowed to go to Seoul. So, we only had fun in the temple, china town and shopping malls at Incheon.


I love this trip and I always hope that I can join this choir again. It is fun to sing with my beloved friends. Together we make a harmony and the audiences are amazed with our performance. KAMSAHAMNIDA!

Jumat, 13 Agustus 2010

Just be careful

Mau share satu cerita nih.
Dulu waktu gw kelas 4 atau 5 SD, gw pernah kena rampok sama perampok yg julukannya "Kapak Merah". Begini ceritanya:
Dulu gw baru pulang dari makan siang di mie aloy. Mama gw yg nyetir mobil, gw duduk di sebelahnya, kakak n sepupu yg masih kecil duduk di belakang.
Pulang dari sana, gw mau langsung les nyanyi. Ternyata, jalanan cukup macet di lampu merah daerah Kelapa Gading. Gw bakalan telat sampai di les nyanyi. Oleh karena itu, mama gw pinjam handphone gw untuk telepon les nyanyi, mau ngabarin kalo gw telat lesnya.
Ketika mama gw lagi telepon di lampu merah itu, tiba-tiba seorang laki-laki yang membawa kapak  datang menghampiri mobil gw. Dia menggedor-gedor kaca depan mobil mama, lalu kasih tanda bahwa dia mau ambil handphone yang lagi dipake mama.
Mama langsung buka kaca mobil. Sebelum mama menyerahkan handphone tersebut, mama membuka tutup handphone nya untuk mengambil SIM Card. Namun, sebelum SIM Card itu diambil, handphone tersebut yang tutupnya sudah terbuka, langsung direbut oleh si perampok.

Karena tutup handphone itu masih di mama, perampok itu segera meminta tutupnya itu. Percakapannya kira-kira seperti ini:
   Perampok: "Mana tutupnya?!"
   Mama: "SIM Card nya dulu kasih ke saya!"
   Perampok: "Tutupnya dulu!"
   Mama: "SIM Card nya!"

Akhirnya si perampok memberikan SIM Card tersebut ke mama, namun sebelum diserahkan, ia menekuk SIM Card tersebut terlebih dahulu. Lalu beginilah percakapan selanjutnya:
   Perampok: "Sekarang kasih tutupnya ke saya!"
   Mama: "Eh mana ya tutupnya?"

Tutup handphone tersebut jatuh ke bawah kursi mama, namun mama tidak melihatnya. Ia mencari-cari dengan panik. Sementara, gw udah super ketakutan dan nangis sekencang-kencangnya. Karena perampok itu terburu-buru, ia segera mengancam mama dengan menggunakan kapaknya itu. Ia mengarahkan kapaknya ke leher mama. Kira-kira seperti ini percakapannya:
   Perampok: (Sambil mengarahkan kapaknya ke leher mama) "Cepetan! Mana tutupnya?!"
   Kakak: (Menemukan tutupnya) "Itu ma, di bawah kursi."
   Gw: (Makin nangis super kencang, saking ketakutannya)

Lalu mama segera mengambil tutup tersebut dan menyerahkannya ke perampok itu. Setelah itu, si perampok langsung kabur ke dalam sebuah metro mini. Akhirnya, gw tidak berhenti menangis di perjalanan pulang, dan gw ga jadi les nyanyi. Padahal di daerah tersebut ada banyak polisi yang mengatur lalu lintas. Namun mereka tidak melihat kejadian perampokan ini. Sampai di rumah pun, gw masih nangis saking takut dan traumanya.

Akibat dari kejadian ini adalah, leher mama gw jadi ada sedikit goresan kecil, karena lehernya sempat kena kapak si perampok. Sekarang, gw trauma dan ga mau teleponan di lampu merah atau saat macet.

Dari kejadian ini, gw belajar untuk lebih berhati-hati, dan tidak menggunakan telepon saat lampu merah atau sedang macet, karena bahaya perampokan seperti itu bisa terjadi. Ingatlah bahwa ada beberapa daerah yang cukup rawan akan hal-hal seperti ini.

Selasa, 03 Agustus 2010

Interians at Bali

We had so much fun in Bali!

My beloved choir: Indonesian children and youth-cordana choir

I have participated in some choir festivals:
1. American Choral Directors Association (ACDA) National Convention (Miami, Florida)
2. World Symposium on Choral Music  8 (Copenhagen, Denmark)
3. Incheon International Choir Festival (Incheon, South Korea)

My Life in Penabur International

These are some photos with my beloved friends from Penabur International. Love you all!